Jumat, 03 Juni 2011

Friendship is love with understanding. (Persahabatan adalah cinta dengan pengertian.)

Alfaqih Warsono

Friendship is love with understanding.

(Persahabatan adalah cinta dengan pengertian.)

Bersahabat berarti kita akan bertemu dengan sejumlah orang yang memiliki karakter yang berbeda secara berkesinambungan dalam beberapa ruang dan waktu. Masing-masing membawa pikirannya dan wataknya sendiri.

Persahabatan dengan orang lain akan membutuhkan pengorbanan untuk mau mengerti perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal itu. Pengertian tersebut akan terasa kaku jika kita melakukannya dengan terpaksa. Sebaliknya jika kita lekukan dengan menikmatinya dengan penuh suka dan cinta dalam menegrti perbedaan masing masing, niscaya persahabatan akan terjalin dalam ruang dan waktu yang lama.

Persahabatan sementara orang menjadi bubaran, karena masing-masing tidak bisa menikmati dan mencintai persahabatan itu dengan penuh pengertian. Bagi Anda terserah, akan dibaea kemana perhabatan Anda, tapi paling tidak agar abadi, mengertilah perbedaan dengan penuh pengertian, maka Anda akan damai dalam persahabatan itu.

Fool me once, shame on you; fool me twice, shame on me. (membodohi saya sekali, malu pada Anda; membodohi saya dua kali, malu pada saya)

Alfaqih Warsono

Fool me once, shame on you; fool me twice, shame on me.

(membodohi saya sekali, malu pada Anda; membodohi saya dua kali, malu pada saya)

One should learn from one's mistakes.

Orang seharusnya belajar dari kesalahannya.

Kesalahan tidak semestinya menjadikan kita patah semangat. Mungkin karena kita sudah bersusah payah melakukan sesuatu namun hasilnya gagal.

Ingatlah bahwa kegagalan adalah awal keberhasilan, karena kegagalan adalah keberhasilan yang terunda. Itu semua jika kita mau belajar dari kegagalan yang merupakan kesalahan yang kita lakukan terhadap suatu hal.

Orang yang sukses selalu siap dengan “Trial and Error” yakni “Coba dan Salah” secara berulang-ulang yang pada akhirnya akan ditemukan hasil yang sempurna. Ketika “error’ (kesalahan) menjadi pematah semangat kita karena takut terjadi kesalahan kedua kali, maka ketika itu pula “Sukses’ akan terganjal. Oleh karena itu “Try” (cobalah lagi dan lagi), jangan takut melakuka kesalahan. Pelajari dan analisis mengapa bisa salah, maka aditemukan hasil yang diharapkan.

Diseases of the soul are more dangerous than those of the body. (penyakit jiwa lebih berbahaya daripada penyakit jasmani)

Alfaqih Warsono

Diseases of the soul are more dangerous than those of the body.

(penyakit jiwa lebih berbahaya daripada penyakit jasmani)

Segala macam bentuk penyakit jiwa/hati seperti dendam, iri, dengki, makar, syirik, sangat berbahaya karena secara lahir ia tampak biasa saja akan tetapi dalam hatinya menyimpan niat yang tidak baik. Sulit dicarikan obatnya. Sementara penyakit jasmani seperti kudis, luka, dsb dapatlah kita ketahui sehingga dapat dicarikan obatnya.

Oleh karena itu penyakit hati hanya dapat diobati oleh orang yang bersangkutan dengan berusaha mengendalikan diri dari semua sifat penyakit jiwa/hati tersebut. Jika tidak ada kemauan, dikhawatirkan penyakit itu akan menjadi bertambah kuat intensitasnya. Hal itu karena ia tidak ada kemauan untuk mengobatinya sendiri, maka Allah menambah penyakitnya dan memberikan ancaman baginya.

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ ﴿١٠﴾

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. (QS Al Baqarah[2]:10)

وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْساً إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كَافِرُونَ ﴿١٢٥﴾

Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir. (QS At Taubah [9]:125)

لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِّلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ ﴿٥٣﴾

agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat, QS Al Haj [22]:53)

Be swift to hear, slow to speak. (cepatlah untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara)

Alfaqih Warsono

Be swift to hear, slow to speak.

(cepatlah untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara)

Means: Listen carefully before speaking.

Maksudnya : dengarkan hati-hati sebelum berbicara.

Terkadang kita kurang menyadari bahwa ternyata tidak semua orang mau dan bisa mendengarkan orang lain. Yang ada adalah orang ingin didengarkan oleh orang lain.

Mendengar berarti memperhatikan, memahami, menelaah maksud perkataan orang lain. Banyak orang yang salah paham karena mereka tidak sanggup mendengar isi pembicaraan lawan bicaranya. Timbulnya bentrok fisik, tawuran antar warga karena diantara mereka tidak mampu mendengar pembicaraan yang lain.

Jika kita tidak paham pembicaraan orang lain lalu kita bicara seenak kita, maka akan mengunduh protes, pertikaian, dan pertentangan dari orang lain. Sebaik-baik orang yang cerdas adalah yang senang mendengar keluhan, maksud, dan komentar orang lain, sehingga ia punya bahan bicara yang akan membuat suasana damai, bebas dari protes, dan pertentangan.

Beauty is only skin deep. (kecantikan hanyalah kulit dalam)

Alfaqih Warsono

Beauty is only skin deep.

(kecantikan hanyalah kulit dalam)

Means: A person's character is more important than their appearance.

Maksudnya : karakter seseorang lebih penting dari pada penampilannya.

Inilah yang kata orang dikenal dengan sebutan “inner beauty” yakni kecantikan dari dalam. Kecantikan luar (kecantikan tubuh dan wajah) terkadang menipu. Tidak sedikit orang yang terpesona oleh kecantikan wajahnya, namun ia tersiksa oleh karakter/sifat aslinya yang buruk.

Oleh karena itu Allah hanya melihat bagaimana hati seseorang itu berniat, bukan bagaimana rupa orang itu.

اِنَّ اللهَ لاَيَنْظُرُ اِلَى صُوَارِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُوْبِكَمْ

Sesungguhnya Allah tidak akan melihat rupa (kecantikan)mu melainkan akan melihat hatimu.

Bad news travels fast. (Berita buruk berjalan cepat)

Alfaqih Warsono

Bad news travels fast.

(Berita buruk berjalan cepat)

Means: People tend to circulate bad news (accidents, illness etc.) very quickly.

Orang cenderung menyebarluaskan berita buruk dengan cepat (kecelakaan, penyakit, dll).

Disinilah, pengaruh setan sangat kuat. Berita yang baik tidak membuat setan menarik untuk digosipkan, namun sebaliknya berita buruk akan menjadi makanan empuk dan senjata ampuh bagi setan untuk mempedayakan manusia.

Gosip sering, kalau tidak dikatan selalu, mencari keburukan orang. Dan hal ini membuat dorongan sirkulasi sangat kuat kepada orang lain. Ini akan membuat mata rantai yang panjang karena beritanya “Hot”. Sementara berita baik, kalaupun disebarkan, maka hanya akan menjadi berita basi, tidak akan menjadi rangkaian panjang.

Ingat, Berita buruk dapat menjadi dua kapilah:

1. Ghibah (mengumpat, “ngrasani”), menyebarkan berita buruk yang ada pada seseorang yang memang benar adanya. AlQuran menyebut orang demikian sebagai pemakan bangkai orang yang diumpat. Pahala peng-ghibah, kalau punya pahala, akan diberikan kepada yang dirasaninya itu.

2. Fitnah, ini adalah kapilah yang terjahat. Ia menyebarkan berita buruk seseorang padahal orang itu tidak seperti yang diberitakan. Berita fitnah akan sangat cepat merambah ke mulut orang lain, dari mulut ke mulut. Islam menyebut ini dengan “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan”.

اَلْفِتْنَةُ اَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ

Hal ini karena yang akan tebunuh akibat fitnah banyak orang, sementara pembunuh hanya akan membunuh orang yang dibuhnya saja.

A tree is known by its fruit. (Pohon diketahui dari buahnya)

Alfaqih Warsono

A tree is known by its fruit.

(Pohon diketahui dari buahnya)

Means: A man is judged by his actions.

(orang dinilai dari tindakannya)

Ibarat pohon, terkadang sulit mengenali namanya bila hanya melihat, batangnya saja atau dsunnya saja karena masih terdapat kemiripan. Namun bila kita melihat buahnya, akan lebih mudah menyebut namanya atau mudah dikenali.

Demikian halnya dengan orang, sulit mengenali apakah orang itu baik atau buruk kalau hanya melihat tampilan badannya saja. Namun kita akan mudah mengenali orang itu baik, jika dari perbuatannya memang ia baik. Mudah mengenali orang itu Muslim (Islam), jika ia adalah orang yang aktivitasnya menunjukkan muslim seperti rajin sholat, rajin mengaji, rajin mengikuti diskusi ilmiah Islam, rajin puasa, dll. Walau ia terlihat baik, jika perbuatannya tidak, maka orang itu akan dikenal sebagai orang yang tidak baik. Begitu sebaliknya.

Pepatah itu, meberi pelajaran bagi orang dalam mencari teman/sahabat. Ingat, jika teman kita tidak baik, maka kita akan tersebut tidak baik pula, dan terkena akibatnya.

Berteman dengan pembuat batu bata, akan terpercik adonan batu bata. Berteman dengan pekerja pandai besi, akan terpercik bunga api. Berteman dengan penjual minyak wangi, akan terolesi minyak wangi meskipun kita tidak membelinya. Berteman dengan ustad, akan mendapat berkat/nasi/kueh. Berteman dengan maling, akan terpukuli masarakat, atau tertangkap polisi kalaupun tidak pasti jadi saksi di kantor polisi. Ngeri kan?

A stumble may prevent a fall. (Tersandung mungkin mencegah jatuh)

Alfaqih Warsono

A stumble may prevent a fall.

(Tersandung mungkin mencegah jatuh)


Means: Correcting a small mistake may help you to avoid making a bigger one

Maksudnya : memperbaiki sesuatu kesalahan kecil dapat membantu menghindarkan diri dari kesalahan yang lebih besar.

Pepatah mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit. Demikianlah kesalahan kecil yang kita biarkan lama kelamaan akan bertumpuk menjadi banyak. Orang yang bertakwa tentu tidak akan meninggalkan sedikitpun dosa dan kesalahan kecil dan sepele. Dosa kecil yang bertumpuk ia pahami sebagai penghalang turunnya rahmat Allah dapa dirinya.

Bagaimana kita akan menghapus dosa dan kesalahan yang besar sementara dosa dan kesalahan kecilpun tidak terpikirkan untuk diperbaiki. Kita sadar bahwa memperbaiki kesalahan dan dosa kecil secara kontinyu akan mampu menghindarkan dirinya dari melakukan dosa dan kesalahan yang besar, karena sudah terbiasa dengan sikap melakukan perbaikan-perbaikan.

A friend's eye is a good mirror (Mata teman adalah cermin yang baik)

Alfaqih Warsono

A friend's eye is a good mirror

(Mata teman adalah cermin yang baik)

Means: A real friend will tell you the truth.

Maksudnya : Teman yang sejati akan menceritakan yang sejujur-jujurnya.

Teman yang sejati adalah teman yang mau berkata sejujurnya. Ia bukan ular bermuka dua, yang ketika bicara selalu berbeda di hadapan orang yang ia hadapi. Ia suka menggunting dalam lipatan, menyerimpung dari belakang, menikam dari kegelapan. Ia seakan bicara benar, namun sesungguhnya ia meneyembunyikan kebenaran, ia dusta, tidak mau bicara jujur. Ia tidak pantas dijadikan teman yang sejati (sahabat karib).

Padahal Islam mengajarkan kepada kita untuk berbicara yang sejujurnya meskipun terasa tidak nyaman hingga kita dicatat termasuk orang yang jujur. Ingatlah kejujuran akan membawa kita kepada surga.

قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مرًّا

Katakanlah yang sejujurnya meskipun terasa pahit.

A good beginning makes a good end. (Awal yang baik akan membuat akhir yang baik)

Alfaqih Warsono

A good beginning makes a good end.
(Awal yang baik akan membuat akhir yang baik)

Means: If a task is carefully planned, there's a better chance that it will be done well.

Maksudnya : (Jika sebuah tugas direncanakan dengan baik, akan ada kesempatan yang lebih baik bahwa itu akan dapat dikerjakan dengan baik)

Segala sesuatu kegiatan manusia yang berilmu dan berpengetahuan baik pasti akan didahului dengan sebuah perencanaan (planning) yang baik dan matang. Hal ini akan menjadi arah dan strategi yang tepat dalam melakukannya, sehingga semua berjalan dengan lancar, tidak banyak yang sia-sia. Bukankah Rasul SAW mengingatkan kita “min husni Islamil mar-i tarkuhu ma la ya’nihi = bagian dari tanda bagusnya Keislaman seseorang yaitu bahwa ia meninggalkan apa yang tidak berguna/sia-sia”.

Dengan perencanaan yang matang atas suatu kegiatan, maka akan mudah pula mengerjakannya. Dan pada akhirnya akan mendatangkan hasil yang baik pula (berakhir dengan hasil yang baik pula).

A friend in need is a friend indeed (seorang teman yang hadir di kala dibutuhkan adalah teman sejati)

Alfaqih warsono

Means: Someone who helps you when you are in trouble is a real friend.

Maksudnya : (seseorang yang menolongmu ketika kamu berada dalam kesusahan adalah sahabat sejati)

Dalam hal ini ada baiknya kita simak syair lagu Rhoma Irama.

Mencari teman memang mudah,

Pabila untuk teman suka,

Mencari teman memang susah,

Pabila untuk teman duka.

Mencari teman di meja makan,

Itu hanya teman biasa,

Mencari teman di pintu penjara,

Itu luar biasa.

Tidak semua orang yang merupakan sabahat/teman mau ikut merasa empati ketika seseorang menerima musibah, karena memang ia bukanlah sahabat yang sejati. Boleh jadi ada seseorang yang tidak begitu kita kenal, namun ia hadir ketika kita dalam masalah dan memberi / menawarkan bantuan yang ikhlas, itu yang mesti kita cermati sebagai teman plus sahabat sejati. Ia adalah teman kala suka dan duka. Maka carilah … Insya Allah akan bahagia.

A burden of one's own choice is not felt (Sebuah beban pilihan sendiri tidak dirasakan)

Alfaqih Warsono

Means: Something difficult seems easier when it is done voluntarily

Maksudnya: Sesuatu yang sulit tampaknya lebih mudah jika dilakukan secara sukarela (ikhlas)

Ikhlas adalah benar-benar kata kunci perbuatan/pekerjaan/amal. Jika seseorang ingin melakukan sesuatu dengan ringan tentu ia harus melakukannya secara ikhlas, tanpa itu sekecil apapun pekerjaan dan tugas yang ia lakukan akan terasa berat, yang pada akhirnya akan menimbulkan perasaan kesal, jengkel.

Sholat, misalnya, akan terasa ringan dan menyenangkan jika dikerjakan dengan penuh khusyu’ dan ikhlas, tapi manakala dilakukan dengan sebaliknya tentu akan terasa berat. Demikian halnya seperti yang dilakukan oleh orang munafiq, seperti dijelaskan Allah dalam AlQuran:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً ﴿١٤٢﴾

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. QS An Nisa [4]:142

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ ﴿٤٥﴾ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿٤٦﴾

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS Al Baqarah [2]:45-46)